Kamis, 28 Oktober 2010

WE KNOW NOTHING & WE KNOW ALL THINGS

We Know Nothing atau We Know All-Things

Apakah anda tahu apa maksud dari kalimat diatas? Dan kira-kira jika anda disuruh memilih salah satunya, ingin menjadi yang manakah anda? Apakah anda akan memilih “We Know Nothing”, atau “We Know All-Things”? Mungkin setelah saya membahas tentang maksud dari kalimat diatas, anda akan bisa memilih sesuai dengan kepribadian anda. Oke, saya akan bahas kedua-duanya.

Kita mulai dari “We Know Nothing” terlebih dahulu. Apakah anda sudah mengerti arti atau terjemahan dari kalimat diatas? Ya, “We Know Nothing” dapat di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yang artinya adalah kita tidak mengerti apapun. Tetapi selama anda hanya mengerti arti atau terjemahan dari kalimat tersebut, maka saya berani menjamin bahwa anda akan memilih kalimat kedua, yaitu “We Know All-Things”. Karena arti atau terjemahan dari kalimat “We Know All-Things” adalah kita tahu segalanya. Saya tidak menyalahkan anda jika anda memilih kalimat yang kedua. Karena dari segi logikapun, saya beranggapan bahwa kita tidak mungkin bertahan hidup jika kita tidak mengerti dan megetahui apapun. Jika kita tidak tahu dan tidak mengerti apapun, lalu apa yang kita pelajari selama masa hidup kita yang lamanya bisa mencapai belasan tahun, dan bahkan hingga puluhan tahun?

We Know Nothing” memang dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, yang artinya kita tidak mengetahui apapun. Tetapi disini saya tidak hanya membahas tentang arti dan terjemahan kalimat, melainkan saya akan membahas tentang maksud atau makan dari kalimat itu sendiri. Sebelum saya membahas makna dari kalimat tersebut, apakah anda pernah membayangkan jika anda menjadi seseorang yang berpikiran bahwa anda adalah seseorang yang tidak mengetahui apapun? Maka kira-kira apakah yang akan terjadi dengan orang-orang serta lingkungan di sekitar anda?

Sebagai contoh, jika anda adalah seorang pelajar atau seorang mahasiswa yang berpikiran bahwa anda adalah orang yang tidak mengetahui apapun, maka anda akan bertanya dan mencari tahu tentang hal-hal yang anda tidak mengerti. Entah anda bertanya kepada guru ataupun bertanya kepada teman. Dalam proses bertanya tersebut, secara tidak kita sadari kita telah melakukan sebuah interaksi kepada orang yang kita tanyai. Meskipun anda bertanya hanya dengan melalui tulisan yang kemudian anda berikan kepada teman anda, pasti teman anda akan merespon pertanyaan anda. Entah merespon tulisan anda dengan tulisan, merespon dengan suara atau teriakan, atau bisa jadi teman anda tersebut merespon anda melalui ekspresinya.

Oke, sekarang saya akan kembali ke persoalan makna dari kalimat “We Know Nothing”. Menurut pendapat saya, kita sebagai manusia tidak akan mungkin mengetahui apalagi mengerti segala sesuatu yang ada dan tidak ada. Jika ada manusia yang mengetahui apalagi mengerti segalanya, maka ia bisa dan pantas disebut sebagai Tuhan. Kita adalah manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tetapi tidak ada satupun manusia yang sempurna di muka bumi ini. Saya akan memberikan sebuah perumpamaan. Anda pastinya mengetahui apa itu bumi kan? Arti sederhana dari bumi adalah planet dimana didalamnya terdapat air, oksigen, dan kehidupan. Bumi juga dapat diartikan sebagai tempat tinggal manusia. Anda tahu seberapa besar bumi itu? Bumi memiliki jari-jari sepanjang 6263 Km. Berarti dapat kita hitung bahwa keliling bumi kurang-lebih berkisar antara 3.14 x 2 x 6263 = 39331.64 Km (mendekati). Dan luas dari bumi itu sendiri adalah 3.14 x 6263 x 6263 = 123167030.66 Km2 (mendekati). Anda bisa bayangkan, betapa luasnya bumi kita. Tapi apakah anda tahu seberapa besar bumi jika dipandang di mata Tuhan?




Bumi itu hanyalah bagaikan sebuah titik dimata Tuhan. Manusia hidup di bumi, berarti manusia seharusnya terlihat seperti partikel-partikel elektron yang lebih kecil dari titik. Anda tahu seberapa besar partikel elektron? Partikel tersebut hanya memiliki massa atau berat sebesar 1,6 x 10-19 C. Lalu bagaimana pengetahuan dan ilmu yang adanya di otak manusia? Jika sebelumnya saya mengatakan bahwa manusia itu sebagai partikel-partikel elektron yang sangat kecil, berarti seharusnya pengetahuan serta ilmu manusia itu lebih kecil dari partikel-partikel elektron. Adakah partikel yang besarnya lebih kecil dari partikel elektron? Saya rasa partikel tersebut tidak akan ada, atau setidaknya belum ditemukan. Anda bisa bayangkan sendiri, bahwa pengetahuan kita hanya dapat dibandingkan dengan partikel yang lebih kecil dari elektron. Oleh karena itu, tidak ada manusia yang sempurna. Anda tahu istilah Nobody is Perfect? Saya pribadi membenarkan kalimat tersebut seratus persen. Karena segala sesuatu yang sempurna hanya berasal dari Tuhan, saya kira kita sebagai manusia lebih pantas jika kita disebut makhluk yang tidak mengetahui apapun.

Jika anda beranggapan jika anda tidak mengetahui apapun, maka anda pasti akan lebih pintar dari orang yang beranggapan bahwa dirinya telah mengetahui segalanya. Paling tidak, anda akan menemui hal-hal yang baru. Meskipun hal-hal tersebut masih hanya berupa pengetahuan, dan belum berupa ilmu. Bagaimana tidak? Kita sebagai manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Saya akan memberikan sebuah ilustrasi yang dapat menggambarkan pernyataan saya tentang kalimat saya yang berbunyi “jika anda beranggapan bahwa diri anda adalah orang yang tidak mengetahui apapun, anda pasti akan lebih pintar dari orang yang beranggapan bahwa dirinya telah mengetahui segalanya”.




Ketika anda bergaul dengan suatu kelompok, maka anda pastinya akan membicarakan tentang suatu hal yang sama. Katakanlah anda sedang bergaul dengan kelompok atau orang-orang yang menyukai berita-berita infotainment, atau biasa kita sebut dengan gossip. Mau atau tidak, anda pasti akan membicarakan hal atau sesuatu yang sejenis. Bisa jadi anda yang tadinya tidak mengerti apa-apa tentang gossip, atau anda bisa disebut dengan orang yang “nggak up-to-date”, anda pasti akan mencari tahu tentang gossip-gossip terbaru. Entah begitu anda bergaul dengan orang-orang tersebut dan anda langsung mencari tahu tentang gossip-gossip terbaru, atau bisa jadi anda mencari tahu tentang gossip tetapi secara perlahan-lahan. Pada dasarnya, anda akan mencari tahu tentang suatu hal yang tadinya tidak anda ketahui. Dalam kasus ini, anda yang tadinya tidak tahu apa-apa tentang gossip, anda jadi mengetahui gossip-gossip yang baru. Hal ini bisa saja dilakukan oleh anda, mungkin karena anda tidak ingin dibilang ketinggalan oleh teman-teman kelompok anda tersebut, atau anda memang ingin tahu dan mengerti seperti apa itu gossip. Oke, seandainya saja anda mencari tahu tentang gossip-gossip terbaru hanya karena anda tidak ingin dibilang “nggak up-to-date” oleh yang lainnya. Tetapi saya yakin, dalam proses pencarian gossip-gossip terbaru tersebut, anda akan mengetahui sesuatu yang baru bagi anda. Meskipun anda tidak ingin tahu dan tidak ingin mengerti tentang apa isi dari gossip tersebut, tetapi paling tidak anda bisa lebih tahu siapa, atau apa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Dan hal tersebut sudah bisa dianggap sebagai pengetahuan, tetapi memang hal tersebut bukanlah sebuah ilmu.







Sebenarnya kalimat “We Know Nothing” juga tidak dapat dibenarkan secara seratus persen. Kalimat ini bisa menimbulkan keragu-raguan bagi orang yang membacanya. Apakah mungkin bila ilmuwan terkenal seperti Albert Einstein dan Thomas Alpha Edison dapat kita katakana sebagai orang yang tidak mengerti apapun? Bila mereka tidak mengerti apapun, bagaimana mereka bisa menciptakan rumus-rumus perhitungan matematika dan fisika, bom atom yang ledakannya sangat dahsyat, mesin uap pertama kalinya, serta listrik yang kita gumakan sampai saat ini? Dan yang lebih parahnya lagi, bila orang-orang seperti mereka saja masih dianggap sebagai orang yang tidak mengetahui apapun, maka bagaimana dengan kita yang hanya bisa diam?

Mungkin setelah anda membaca pendapat saya tentang kalimat “We Know Nothing”, anda akan berpikir bahwa kalimat “We Know All-Things” adalah kalimat yang tidak pantas diucapkan oleh makhluk ciptaan Tuhan.

We Know All-Things” memang tidak pantas diucapkan oleh makhluk ciptaan Tuhan. “We Know All-Things” dapat diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia yang berarti kita mengetahui segala hal. Bagaimana kedengarannya, agak sombong bukan?

Tetapi seperti yang telah saya katakana sebekumnya, “bila seseorang tidak mengetahui apapun, saya yakin orang tersebut tidak bisa bertahan hidup”. Bagaimana tidak? Sebagai contoh, seseorang tidak mengerti apa itu haus. Dia tidak mengerti apa itu haus, apalagi bagaimana caranya agar orang tersebut tidak mati kehausan? Sama halnya seperti ayam dengan telur. Jika ayam saja tidak mengerti darimana telur itu berasal, bagaimana bisa ayam tersebut bisa mengetahui dirinya sendiri berasal dari telur?



Kita kembali ke dampak sosial, karena pada dasarnya tulisan ini saya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu social dasar. Pernahkah anda memperhatikan atau paling tidak melihat orang yang sombong? Sedikit atau banyak, mereka pasti tidak disenangi oleh orang lain, kemudian orang itu pasti akan dijauhi atau dikucilkan dari lingkungan sekitarnya. Sama halnya ketika anda berpikiran bahwa anda adalah orang yang mengetahui segala hal. Kenapa saya bisa berkata demikian? Saya akan berikan sebuah cerita atau ilustrasi kepada anda.

Misalnya saja anda memiliki seorang teman yang memang sudah ditakdirkan untuk tahu segalanya (atau paling tidak teman anda tersebut menganggap bahwa dirinya sudah mengetahui segala hal). Ketika anda memberikan berita, pengumuman, gossip, kabar, atau informasi kepadanya, maka apa yang akan terjadi? Maka dengan entengnya teman anda menjawab, “Saya udah tau kok”. Setiap anda memberikan informasi atau berita yang anda anggap paling baru, teman anda selalu memberikan jawaban seperti itu. Kira-kira, apakah anda senang diperlakukan seperti itu? Saya rasa tidak! Malahan anda bisa-bisa jadi membenci teman anda tersebut. Jika terjadi hal seperti ini, maka teman anda tersebut bisa dibilang gagal berinteraksi dengan lingkungan dan orang-orang disekitarnya. Proses interaksi antar manusia yang paling sederhana menurut saya adalah bertanya dan menjawab. Jika anda belum ditanya tetapi sudah tahu jawaban dari pertanyaan tersebut, akankah interaksi sosial bisa terjadi?

We Know All-Things” berarti bahwa kita tahu segalanya. Berarti jika kita beranggapan bahwa kita mengetahui segalanya, akankah kita belajar? Dan masihkah kita mencari tahu tentang suatu hal? Dua hal tersebut tidak akan pernah terjadi jika kita berpikiran bahwa kita adalah orang yang mengetahui segalanya. Untuk apa susah-susah belajar dan mencari tahu jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada? Toh kita sudah memiliki dan mengetahui jawabannya.
Dan menurut saya, sebagai makhluk sosial, kita tidak boleh memandang orang lain itu seakan-akan lebih rendah dari kita. Entah kita memandang ilmunya, derajatnya, hartanya, atau apapun yang ada pada dirinya. Karena segala hal yang ada pada diri kita adalah milik Tuhan yang menciptakan kita. Jika anda memandang rendah suatu hal yang ada pada diri orang lain, berarti secara tidak langsung, maka anda memandang rendah ciptaan Tuhan. Anda bisa membayangkan, jika anda memiliki teman yang selalu menganggap rendah orang-orang disekitarnya. Senangkah anda berteman dengan orang seperti itu? Orang yang beranggapan bahwa dirinya telah mengetahui segala hal, maka orang tersebut pasti lambat laun akan menjadi orang yang sombong. Bagaimana tidak? Dia beranggapan bahwa dia sudah mengetahui segala hal, maka orang tersebut akan berpikir bahwa dirinya adalah orang yang paling pintar yang pernah ada. Padahal, di mata Tuhan, orang tersebut tidak ada apa-apanya. Tuhan memandang tinggi makhluk yang bertaqwa kepadanya, bukan makhluk yang paling pintar ataupun makhluk yang paling kaya. Untuk apa anda diberikan kepintaran dan pengetahuan oleh Tuhan, yang ujung-ujungnya hanya dipakai untuk menyombongkan diri sendiri?

Semua yang saya tulis disini hanyalah pendapat dan logika saya pribadi. Saya tidak bermaksud memprovokasi anda untuk menyetujui kalimat atau slogan “We Know Nothing”. Saya hanya berpendapat bahwa kita sebagai manusia, sangat-sangat tidak pantas jika kita menyebut diri kita sebagai makhluk yang mengetahui apapun. Coba anda bayangkan jika kita mengetahui waktu kematian kita sendiri. Apakah hal itu tidak membuat anda takut? Dan yang lebih mengerikan lagi, anda bisa mengetahui takdir anda ketika di alam akhirat. Jika anda mengetahui bahwa anda akan memasuki surga ketika di alam akhirat nanti, tentunya anda akan senang sekali bukan? Tetapi jika seandainya anda akan memasuki neraka di alam akhirat nanti, apakah anda akan senang? Saya pikir tidak akan ada orang yang senang ketika orang tersebut mengetahui bahwa dirinya nanti akan dimasukkan ke neraka oleh Tuhannya.

Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, “manusia memang makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, tetapi tidak ada satupun manusia yang sempurna di muka bumi ini”.
Apa yang anda semua ketahui tentang maksud kalimat di atas ?
Dan termasuk golongan yang mana kita sekarang ini ?

We know nothing dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berarti " kita tidak mengetahui apa - apa " . Tetapi apabila kita hanya menterjemahkan kata - kata itu ke dalam bahasa Indonesia maka kita tidak akan menemukan arti apapun .
Dan kita semua pasti nya akan memilih " we know all thing " daripada " we know nothing " karena bila di terjemahkan arti dari we know all things adalah kita " kita mengetahui semua nya " .
Orang yang memilih we know all things ataupun we know nothing tidak dapat disalahkan karena cara pandang tiap orangnya pasti berbeda satu dengan yang lainnya .

We know nothing memang merupakan kata - kata dalam bahasa inggris yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia . Tetapi disini tidak dipertanyakan mengenai terjemahan dari kata - kata tersebut .
Yang akan dibahas adalah makna yang ada di dalam kata - kata itu sendiri .

Bumi itu hanya bagaikan sebuah titik di mata Tuhan . Semua manusia hidup di bumi berarti manusia seharusnya terlihat lebih kecil dibandingkan bumi yang hanya di gambarkan sebagai sebuah titik . Kira - kira seperti partikel - partikel elektron yang memiliki massa dan berat sebesar 1,6 x 10'9 C .
Manusia tidak mungkin mengetahui semua yang ada di dunia ini .
Oleh karena semua manusia tidak ada yang sempurna , hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatunya dan dapat melakukan yang manusia tidak dapat lakukan .

Sebenarnya kalimat we know nothing juga tidak dapat dibenarkan begitu saja . Kalimat ini pastinya masi menimbulkan banyak keraguan bagi yang membacanya .
Apa mungkin para ilmuan yang terkenal pintar seperti Albert Einstein dan Thomas Alpha Edison dikatakan sebagai orang yang tidak tahu apa - apa ? Bila mereka tidak tahu apa - apa bagaimana mungkin mereka bisa menciptakan rumus - rumus perhitungan matematika dan fisika , bom atom yang ledakannya bisa sangat dahsyat , mesin uap , juga listrik yang selalu kita gunakan dati dulu sampai saat ini .
Dan yang anehnya bila orang seperti mereka dikatakan tidak mengerti apa - apa , lalu bagaimana dengan orang seperti kita ?

We know all things apabila di artikan berarti kita tahu segalanya .
Apabila kita merasa semua hal sudah kita ketahui maka kita tidak akan berusaha untuk belajar dan mencari tahu tentang hal lainnya . Dari situ kita akan menjadi orang yang sombong dan menganggap semua orang rendah dimata kita .

We know nothing is better than we know all thing .
Mengapa demikian ? Bukankah mengetahui segala hal jauh lebih baik daripada tidak mengetahui hal apapun ?

Mungkin kita pernah mendengar pepatah yang berbunyi “ manusia tidak pernah puas dengan hal yang sudah dimilikinya “ , saya dapat menangkap pepatah ini dalam dua pengertian yaitu pengertian positif dan juga pengertian negatif . Dikatakan negatif karena terkadang dalam kehidupan ekonominya manusia tidak pernah puas akan apa yang telah dimilikinya dan dia terus menerus mencoba mendapatkan yang lebih , melebihi apa yang sudah menjadi batas kemampuannya . Hal tersebut membuat hidupnya bersifat konsumtif bukannya produktif . Padahal di luar sana banyak orang yang memiliki kehidupan ekonomi yang pas – pasan atau bahkan kurang tetapi meraka tetap bersyukur .

Dapat juga dikatakan positif karena manusia tidak pernah merasa puas akan ilmu pengetahuan , infformasi , dan sebagainya yang telah dimilikinya sehingga manusia akan terus dan terus belajar dalam hidupnya . Inilah maksud dari “ we know nothing “ . Sebagai manusia , terus belajar dan menggali ilmu sedalam – dalamnya merupakan hak dari tiap individu . Dalam menggali ilmu pendidikan biasanya pikiran kita akan langsung tertuju tentang sekolah atau perguruan tinggi . Padahal dalam menggali ilmu pengetahuan dapat dibagi menjadi dua macam . Yaitu secara formal dan non formal .

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur jelas dan berjenjang . Terdiri atas pendidikan usia dini ( taman kanak – kanak ) , pendidikan dasar ( SD ) , pendidikan menengah pertama ( SMP ) , pendidikan menengah atas ( SMA ) , pendidikan menengah kejuruan ( SMK ) , dan yang terakhir pendidikan tinggi ( universitas , akademi , politeknik atau institut ) .

Pendidikan non formal adalah pendidikan diluar hal yang telah disebutkan dalam pendidikan formal tersebut . Pendidikan non formal biasanya banyak tersedia pada usia dini serta saat pendidikan dasar . Seperti TPA atau Taman Pendidikan Al – Quran yang biasanya terdapat di setiap mesjid . Atau ada juga kegiatan sekolah minggu yang banyak disediakan di gereja – gereja . Selain itu ada juga berbagai macam kursus . Diantaranya kursus musik , bimbingan belajar , dan lain sebagainya .
Dalam dunia yang akan terus berkembang tentunya kita dituntut untuk terus menerus belajar dan menggali informasi sebanyak – banyaknya . Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menggali informasi baik dengan cara membaca , bergaul dengan banyak orang , bermain , dan sebagainya . Dari situ kita bisa mendapatkan informasi bahkan belajar banyak hal yang sebelumnya tidak kita ketahui . Kita harus membuka mata dan telinga akan apa yang berada di sekitar kita karena apa yang kita dapatkan di sekolah maupun perkuliahan tidak aka nada artinya jika tidak diaplikasikan di masyarakat .

Di era globalisasi ini setiap individu memang di tuntut untuk bisa lebih kreatif . Kekreatifan itu tentunya bisa didapatkan dengan bergaul dengan masyarakat luas . Orang yang menutup mata dan telinganya atau tidak mau tahu tidak akan pernah bisa berkembang . Maksudnya menutup mata dan telinga disini adalah tidak mau mencari tahu informasi dan pelajaran dari lingkungan sekitarnya , baik itu dalam dunia nyata maupun dunia maya .

Belajar untuk hidup dan hidup untuk belajar adalah kata – kata yang mempunyai makna yang intinya kita sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran akan terus belajar karena ilmu itu tidak ada habisnya .
Seperti pepatah kuno , spintar - pintarnya ilmu manusia hanya bagaikan setitik air di lautan yang luas . Begitu luasnya ilmu pengetahuan yang ada sehingga otak kita yang kecil tidak mampu untuk menampung semuanya .

Tanpa belajar orang tidak akan mungkin bisa hidup . Orang yang tanpa ilmu tentu saja sangat tidak berguna dan tentu tidak berharga .
Nilai jual kita juga ditentukan dari ilmu dan kemampuan yang kita miliki . Nilai jual yang dimaksud disini adalah harga kita atau berapa kita akan dibayar oleh suatu perusahaan tempat kita bekerja . Semakin tinggi ilmu yang kita miliki maka semakin dibutuhkannya kita dan semakin tinggi gaji yang akan kita dapatkan nantinya .

Untuk mau belajar tentu harus memiliki mootivasi tertentu . Belajar haruslah berdasarkan niat dari diri setiap individu itu sendiri . Dengan adanya niat yang kuat akan muncul suatu motivasi untuk belajar dan belajar akan semakin mengasyikan . Belaajar yang monoton lama – lama akan menimbulkan suatu kejenuhan . Hal inilah yang banyak terjadi pada pendidikan di Indonesia . Begitu banyaknya tuntutan kepada murid , baik itu berupa tugas maupun materi pada kurikulum yang padat dan berubah – ubah . Situasi seperti itulah yang membuat murid – murid banyak yang stress dan terbebani dalam belajar . Akibatnya hal tersebut merubah perilaku para murid , mereka jadi sering bolos sekolah , dan melakukan hal – hal yang tidak baik lainnya .

Mungkin benar bila dikatakan belajar itu tidak boleh enaknya saja , namun seharusnya ada variasi dalam system belajar agar system pendidikan itu lebih efektif . Kita ambil contoh Negara Jepang , berikut ini adalah contoh cerita di sekolah menengah atas ternama di negeri matahari tersebut :

SMA Nakamura merupakan sekolah dengan level menengah ke atas . SMA Nakamura berdiri pada tahun 1953 dan sama halnya seperti sekolah – sekolah lainnya di Jepang , sekolah itu memiliki fasilitas sekolah yang tergolong lengkap . SMA Nakamura adalah sekolah yang menganut system full time course dengan hari belajar dari senin hingga hari jumat . Sekolah itu bertujuan untuk mengarahkan lulusannya melanjutkan ke PT . Ada 935 siswa yang sedang belajar di SMA Nakamura , terdiri dari 8 kelas untuk masing – masing tingkatan . Masing – masing kelas terdiri dari sekitar 40 orang siswa . Mereka semua diajar oleh 61 guru tetap dan 19 guru honorer . Sebagaimana SMA lainnya di Jepang , jam pelajaran pertama dimulai pada pukul 8.45 dan berakhir pada pukul 15.15 . Ada 31 jam pelajaran selama 5 hari belajar , masing – masing hari ada 6 jam kecuali hari rabu terdapat 7 jam pelajaran . Satu jam pelajaran lamanya sekitar 50 menit .

Salah satu ciri khas SMA Nakamura adalah adanya reading session yang diselenggarakan untuk siswa – siswi kelas 1 dan juga 2 . Pada kegiatan ini masing – masing kelas dianjurkan untuk memilih satu buku yang akan didiskusikan bersama di dalam kelas . Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang luas dan saling pengertian antar siswanya dalam hal mengeluarkan pendapat dan mengapresiasi pendapat dari orang lain .

SMA Nakamura jugga telah menjalin program Sister School dengan Melbourne Girl School di Australia . Juga mengikutkan siswanya dalam program Summer Camp di US . Beban biaya program pertukaran siswa ditanggung sepenuhnya oleh orang tua murid dan program ini merupakan program yang ditawarkan kepada siswa nya sendiri . Tampaknya hal ini berlaku di semua sekolah , bahwa kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar bebannya dilimpahkan sepenuhnya kepada orang tua siswa itu sendiri . Oleh sebab itu secara otomatis program tersebut hanya dapat diikuti oleh keluarga dengan ekonomi yang memadai atau lebih .

SMA Nakamura juga mengundang mahasiswa asing yang sedang belajar di berbagai universitas di Nagoya untuk memberikan informasi tentang negaranya kepada siswa – siswa melalui program pertukaran budaya . Dalam kaiatannya dengan upaya mengenalkan siswa kepada kehidupan pasca SMA , diadakan juga program Nakamura Mirai Juku yang melibatkan alumni SMA Nakamura untuk memberikan pelajaran tentang bidang kuliahnya masing – masing .

Begitu beragamnya kegiatan belajar mengajar di negara Jepang sehingga membuat siswanya tidak merasa jenuh dala kegiatan belajar . Hal tersebut sangat berbeda dengan kegiatan belajar di Negara kita Indonesia yang cenderung itu – itu saja dan tidak bervariasi .

Kita telah membahas apa maksud dari “ we know nothing “ , dan belajar adalah kata kuncinya . Lalu bagaimana dengan “ we know all thing “ . Mengapa mengetahui segala hal tidak jauh lebih baik daripada mempelajari berbagai macam hal ? Mengetahui berbagai macam hal adalah hal yang didambakan oleh setiap orang . Karena dengan begitu menandakan orang yang cerdas , pandai , berwawasan luas , dan sebagainya . Tetapi terkadang orang yang sudah mengetahui segala macam hal akan menjadi sombong dan tidak mau mendengarkan orang lain di sekitarnya karena dia merasa dirinya telah mencapai titik puncak dari suatu ilmu pengetahuan . Padahal ilmu pengetahuan itu tidak ada batas nya , ilmu pengetahuan akan terus bertambah seiring jalannya waktu .

Orang yang berfikiran “ we know nothing “ akan terus berkembang dibandingkan dengan orang yang menganggap dirinya “ we know all thing “

“ Jika kau hanya melakukan apa yang kau tahu bisa kau kerjakan , kau tidak akan bisa berbuat lebih “ – Tom Krause ( 1934 )

Kalimat itu jelas menggambarkan jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa dan kita ketahui saja maka kita tidak akan mendapatkan hal yang baru dan hal yang berguna lainnya yang belum kita ketahui . Mencoba hal baru adalah hal yang dianjurkan dalam quotes ini , karena dengan mencoba hhal baru dan belum pernah kita lakukan maka akan memberikan pengetahuan baru yang tentunya akan berguna bagi masa depan kita nantinya . Seperti yang kita tahu pengalaman adalah guru yang paling baik , maka dari itu dengan mencoba berbagai hhal kita akan mendapatkan pengalaman – pengalaman yang akan membuat kita semakin pintar dan semakin matang .


JANGAN TAKUT GAGAL


Bill Gates adalah orang terkaya di dunia selama 14 tahun berturut – turut . Kekayaan nya pada tahun 2009 mencapai US $ 58 milyar atau bisa dikatakan lebih besar dari cadangan devisa Negara Indonesia . Tapi apakah ia tidak pernah mengalami kegagalan ?

Banyak orang yang membicarakan tentang keberhasilannya , padahal ia juga mengalami banyak kegagalan di antara nya adalah :
- Pada tahun 1998 – 2001 Bill Gates meluncurkan Auto PC untuk merevolusi hiburan dalam mobil . Namun mobil – mobil sudah dilengkapi dengan berbagai macam CD – Player , GPS , dan sebagainya sehingga produknya tidak diminati .
- Pada 1995 – 1996 Bill Gates meluncurkan program BOB namun sayangnya program tersebut membutuhkan kinerja lebih banyak dari yang dimiliki oleh kebanyakan computer yang ada pada masa itu dan pasar pun tidak menerimanya .
- Pada tahun 1991 Bill Gates merancang program CAIRO dan setelah menghabiskan banyak uang dan waktu akhirnya CAIRO dibatalkan .
- Bill Gates membuat sebuah took music online MSN music pada tahun 2004 kemudian gagal lalu dibuat lagi UGRE pada tahun 2006 dan kemudian gagal juga .
- Program origami / UMPC yang dirilis pada tahun 2006 juga pernah gagal dipasarkan .

Bill Gates menunjukkan orang yang berkali – kali gagal saja bisa menjadi orang terkaya di dunia . Kegagalan dan kesuksesan terkadang berjalan secara pararel . Kita bisa mengalami kegagalan dan keberhasilan dalam waktu yang bersamaan .

Orang sukses adalah orang yang mampu bangkit dari kegagalan , bukannya orang yang tidak pernah mengalami kegagalan sama sekali . Kebanyakan orang sukses memang seperti itu , meski tidak semua orang sukses melalui jalan penderitaan dan kegagalan . Meskipun demikian kesuksesan sebuah usaha membutuhkan perjuangan yang tidak pernah mengenal lelah .

Manusia yang bodoh itu dapat menjadi pandai , yang lambat dapat menjadi cerdik dan ternyata semua itu dapat dihasilkan dari belajar dan berusaha . Harus kita sadari bahwa perubahan itu bisa terjadi dipengaruhi dari mental models dalam diri kita masing - masing . Ada orang yang tidak berani mengemukakan ide dan gagasannya , walaupun sebenarnya ia mempunyai banyak pengalaman yang mungkin orang lain tidak memiliki itu . Sehingga seolah - olah ia menjadi orang yang terbelakang .

Karena mental models tiap orang berbeda dengan orang lainnya maka harus diupayakan dengan menyamakan persepsi sehingga bisa berubah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lainnya .
Ide atau gagasan yang dimunculkan akan bisa diperbaiki atau dilengkapi oleh orang lainnya sehingga dikemudian hari bisa di aplikasikan dan diimplementasikan dengan baik .
Tuhan telah membentuk otak manusia dalam dua bagian , yaitu otak kiri dan otak kanan . Kedua fungsi otak ini harus sama - sama terlatih secara seimbang supaya mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya dan juga dapat mengungkapkannnya perasaannya . Sehingga ada kesamaan dengan apa yang dikatakan dan juga dipikirkan .

Setiap orang yang mengungkapkan ide , gagasan atau melakukan suati tindakan juga dipengaruhi oleh paradigma yang ada dalam dirinya . menurut Prof. Dr. Mustopadidjaja, MPIA paradigma sebagai suatu teori dasar atau cara pandang yang fundamental , dengan dilandasi nilai - nilai tertentu , dan berisi teori pokok , konsep , asumsi metodologi atau cara pendekatan para teoritisi dan prkatisi dalam menanggapi suatu permasalahan baik dalam kaitannnya sebagai pengembangan ilmu maupun dalam upaya pemecahan masalah bagi kemajuan hidup manusia itu sendiri .

Dalam era global ini orang cenderung mengadopsi teori asing . Kalu tidak berbicara berdasarkan teori barat seakan - akan teori itu dianggap tidak ilmiah atau orang itu dianggap berfikiran mundur .
Padahal kita sebagai bangsa Indonesia yang tinggal di wilayah Indonesia ini harus bangga dengan teori lokal yang masi bisa digali lagi dan mampu menjadi daya ungkit untuk melakukan berbagai macam perbaikan , yang penting adalah persepsi yang sama dalam menggunakan teori .
Sebaik apapun teori itu dihapal apabila tidak mampu mengasumsikan dan merefleksikan dengan baik sesuai dengan lingkungan sekitar maka teori itu tidak akan berfungsi .

- Sukses itu berawal dari mimpi
- Sukses itu selalu bermula dari proses belajar
- Sukses itu pengembangan diri . Tiada kesuksesan tanpa melalui proses yang panjang .
- Sukses itu adalah proses bukanlah sebuah hasilnya saja
- Sukses itu sebuah perjalanan bukan sebuah tujuan
- Sukses adalah penggunaan secara maksimal segenap potensi , bakat serta kemampuan
- Sukses itu cukup sedikit di atas rata - rata

Orang yang mau belajar adalah orang yang tergolong dalam " we know nothing " karena ia mau terus berusaha tanpa takut gagal dan terus belajar dari kegagalannya yang terdahulu demi menjadi orang yang lebih baik dan orang yang sukses .
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar