Apa sebab orang berbohong?
Sebuah penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NIMH (National Institute of Mental Health) menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong terhadap 30% orang lain dalam komunitas. Mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang yang mereka bohongi. Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi. Luar biasa bukan?!
Apabila kebohongan memang sangat masif dilakukan, tentunya ada alasan mengapa bohong menjadi penting dilakukan. Tidak ada sesuatu tanpa sebab bukan?! Nah, apa yang menyebabkan timbulnya kebohongan? Sekurang-kurangnya terdapat 4 faktor penyebab orang berbohong, yaitu :
- Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong
- Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
- Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.
- Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain.
Faktor kepribadian penyebab kebohongan
Apakah Anda menemui orang di sekitar Anda yang sering melakukan kebohongan? Jika iya, apa pendapat Anda? Sangat mungkin Anda menuduhnya memiliki kepribadian tertentu yang membuat orang tersebut menjadi lebih pembohong. Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania.
Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.
Menurut banyak ilmuwan psikologi, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan patologis atau ketidakberesan mental. Ada jenis kepribadian tertentu yang normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Kepribadian yang seperti apakah yang cenderung untuk lebih mudah berbohong itu?
Mereka yang cenderung melakukan kebohongan adalah mereka yang cenderung memiliki kepribadian manipulatif (lebih suka memanipulasi segala sesuatu), lebih memperhatikan penampilan diri (baik secara psikis maupun fisik) dan lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Coba Anda perhatikan di sekitar Anda, jika ada orang yang semacam itu maka ia lebih mungkin untuk melakukan kebohongan, meskipun tentu saja Anda tidak bisa menuduhnya.
Faktor konteks sosial penyebab kebohongan
Coba Anda ingat, pernahkah Anda berada dalam situasi dimana Anda mau tidak mau harus berbohong? Apakah Anda akan mengatakan yang sesungguhnya pada mertua Anda bahwa Anda disakiti oleh anaknya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak kepadanya. Pada saat calon mertua Anda menanyai Anda apakah Anda masih bujang asli. Maka apa jawaban Anda? Jika Anda menjawab sudah tidak lagi, Anda akan kehilangan muka, plus kehilangan anaknya. Jika menjawab masih, itu bohong namanya. Nah, apa yang Anda pilih?
Bagaimana sikap Anda terhadap pejabat tinggi negara di Jakarta dengan petani penggarap lahan di Bantul? Sudah tentu berbeda. Apakah Anda akan mengatakan ‘jelek’, gaya berpakaian sang pejabat jika Anda diminta menilainya? Sangat mungkin Anda akan mengatakan tidak jelek, meskipun sebenarnya Anda menilainya jelek. Seperti kata Emha Ainun Nadjib, “Di depan pak Menteri, bola tenis itu tahu”. Lha jelas, masa’, main tenis lawan pak menteri habis-habisan. Itu artinya tidak tahu diri. Jadi, terang ada situasi-situasi dimana seseorang didorong untuk berbohong.
Terdapat banyak situasi dimana seseorang didorong untuk berbohong. Misalnya pada situasi kerusuhan, maka kebohongan lebih banyak beredar. Apakah Anda akan mengaku warga kampung A pada warga kampung B yang menyerang kampung A, meski Anda warga kampung A? Anda mati konyol kalau mengaku warga kampung A.
Berbohong juga biasa dilakukan pada saat menghadapi pihak yang lebih berkuasa dan otoritatif, seperti pada saat menghadapi mertua di atas. Pada saat menghadapi harapan sosial, biasanya seseorang juga cenderung berbohong ketika tidak bisa memenuhinya. Misalnya Anda seorang sarjana komputer, maka diharapkan Anda bisa memperbaiki komputer rusak. Nah, padahal Anda sudah lupa sama sekali soal komputer karena telah lama tidak mengutak-utik komputer. Jika Anda menjawab tidak bisa, itu artinya menentang harapan sosial yang ditujukan pada Anda sebagai seorang sarjana sosial. Jika menjawab bisa, Anda toh masih bisa membawanya ke bengkel reparasi.
Pada situasi yang membutuhkan penghiburan, bukankah seseorang juga didorong untuk berbohong? Apakah Anda akan mengatakan pada teman Anda bahwa kanker yang dideritanya akan membunuhnya dalam 1 bulan? Lha sangat mungkin Anda hanya akan mengatakan baik-baik saja padanya. Itu bohong bukan?!
Faktor kemanfaatan bagi pembohong
Mengapa Anda mau berbohong? Salah satunya adalah karena bohong memberikan manfaat kepada Anda, baik secara langsung maupun tidak. Jikalau berbohong merugikan Anda, kira-kira apakah Anda mau berbohong? Terdapat beberapa manfaat yang bisa diraih jika melakukan kebohongan. Kemanfaatan bagi diri si pembohong bisa berupa kemanfaatan psikis maupun fisik dan material. Mungkin Anda hanya bisa mendapatkan satu manfaat dari satu kebohongan. Akan tetapi mungkin juga beberapa manfaat bisa sekaligus Anda dapatkan dari satu kebohongan.
Berikut adalah manfaat-manfaat yang mungkin bisa didapat dari melakukan kebohongan dan menjadi sebab seseorang melakukan kebohongan. Coba Anda ingat-ingat mana yang paling sering Anda lakukan.
- Melindungi kepentingan
- Menguntungkan kepentingan
- Menimbulkan respon emosional tertentu yang diinginkan
- Melindungi dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
- Melindungi dari ketidaksetujuan
- Melindungi dari rasa terluka
- Melindungi dari kekhawatiran
- Melindungi dari konflik
- Melindungi dari ketidaknyamanan
- Melindungi privasi
- Membuat terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
- Membuat tampak berbeda dari sebenarnya
- Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki
- Mendapatkan keuntungan personal bagi
- Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman
- Membantu mendapatkan informasi yang diinginkan
- Membantu mendapatkan apa yang diinginkan
- Melindungi dari hukuman fisik
- Melindungi aset, properti atau harta
- Melindungi keamanan
- Melindungi dari kehilangan status atau posisi tertentu
- Melindungi dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan
Faktor kemanfaatan bagi orang lain
Mungkin Anda berbohong bukan untuk diri Anda tapi untuk orang lain. Misalnya pada saat Anda diminta teman Anda untuk membohongi pacarnya kalau teman Anda itu sedang bersama Anda, padahal teman Anda sedang bersama selingkuhannya. Demikian juga saat kakak Anda dicari-cari preman yang mau menghajar, tentu saja Anda akan lebih suka berbohong kakak tidak di rumah daripada kakak Anda kena hajar.
Secara rinci, berikut beberapa alasan yang mungkin membuat Anda berbohong demi orang lain.
- Melindungi atau meningkatkan keadaan orang lain secara psikologis
- Melindungi atau menguntungkan kepentingan orang lain
- Melindungi orang lain dari rasa malu, kehilangan muka, atau terlihat buruk
- Melindungi orang lain dari ketidaksetujuan atau luka hati,
- Melindungi orang lain dari kekhawatiran
- Melindungi orang lain dari konflik
- Melindungi orang lain dari ketidaknyamanan
- Melindungi privasi orang lain
- Membuat orang lain terlihat lebih baik dari yang sebenarnya
- Membuat orang lain tampak berbeda dari sebenarnya
- Mengatur perasaan, emosi dan mood yang dimiliki orang lain
- Mendapatkan keuntungan personal bagi orang lain
- Membuat sesuatu lebih mudah atau lebih nyaman bagi orang lain
- Membantu orang lain mendapatkan informasi yang diinginkan
- Membantu orang lain mendapatkan apa yang diinginkan
- Melindungi orang lain dari hukuman fisik
- Melindungi aset, properti atau harta orang lain
- Melindungi keamanan orang lain
- Melindungi orang lain dari kehilangan status atau posisi tertentu
- Melindungi orang lain dari sesuatu yang mengganggu atau yang tak ingin dilakukan
Karakter Orang Suka Bohong Dan Penyebab Orang Berbohong
Beberapa waktu yang lalu sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika oleh NIMH (National Institute of Mental Health) sebuah badan yang meneliti tentang kesehatan dan jiwa manusia merilis hasil penelitian mengenai apa penyebab yang sering menjadi alasan orang untuk berbohong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam seminggu, orang berbohong terhadap 30% orang lain dalam komunitasnya. Untuk kategori mahasiswa malah menunjukkan angka 38% jumlah orang yang mereka bohongi. Jadi kira-kira, dari 100 orang yang diajak berinteraksi dalam seminggu, maka ada 38 orang yang telah dibohongi. Hasil ini tidak menjamin bahwa seorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki nilai persentase kebohongan yang relatif kecil. Apabila kebohongan memang suatu hal yang wajar dilakukan, tentunya ada alasan yang melatarbelakangi mengapa bohong menjadi penting dilakukan.
Ada 4 faktor penyebab orang berbohong
Jasil penelitian berhasil menyimpulkan alasan orang berbohong :
1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong
2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.Terutama jika kebohongan itu memberikan keuntungan bagi si pelaku.
4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya.
Faktor kepribadian penyebab kebohongan
Benarkah kepribadian seseorang sangat berperan penting dilakukannya suatu kebohongan? Lalu benarkah ada kepribadian atau karakter yang menganggap bohong wajar dilakukan dan menjadi rutinitas sehari-hari? Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Gejala ini akan tampak jika orang yang berbohong dihadapkan pada fakta yang sebenarnya. Bagi mereka yang mempunyai karakter maniak, akan berusaha mempertahankan kebohongannya sebisa mungkin dengan argument-argumen pendukung yang sengaja ia cari atau ia ciptakan untuk memperkuat alibinya.
Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.
Menurut beberapa psikolog, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan karakter orang yang hanya ingin diperhatikan. Suatu kepribadian tertentu yang dianggap normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Seperti apakah kepribadian tersebut?
Jika anda menemui orang yang suka memanipulasi baik itu ucapan maupun tindakannya itulah kepribadian manipulatif suatu karakter yang lebih suka memanipulasi segala sesuatu, Orang seperti ini lebih memperhatikan penampilan psikis maupun fisik namun lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Hasil penelitian dari para ahli menemukan bahwa orang dengan karakter ini lebih memiliki tingkat kebohongan yang tinggi. Anda boleh percaya dan waspada jika bertemu dengan orang dengan tipe kepribadian tersebut, walaupun untuk pembuktian apakah ia berbohong atau tidak anda harus bekerja keras mencari pembuktian.
Ada 4 faktor penyebab orang berbohong
Jasil penelitian berhasil menyimpulkan alasan orang berbohong :
1. Faktor kepribadian, yakni adanya pribadi-pribadi tertentu yang cenderung untuk selalu berbohong
2. Faktor konteks sosial, yakni adanya konteks sosial tertentu yang membuat orang melakukan kebohongan.
3. Faktor kemanfaatan bagi pembohong, yakni adanya kemanfaatan yang dicapai bagi pelaku kebohongan.Terutama jika kebohongan itu memberikan keuntungan bagi si pelaku.
4. Faktor kemanfaatan bagi orang lain yakni adanya kemanfaatan bagi orang lain. Terutama bagi orang yang dianggap penting bagi dirinya.
Faktor kepribadian penyebab kebohongan
Benarkah kepribadian seseorang sangat berperan penting dilakukannya suatu kebohongan? Lalu benarkah ada kepribadian atau karakter yang menganggap bohong wajar dilakukan dan menjadi rutinitas sehari-hari? Biasanya, mereka yang melakukan kebohongan jauh lebih banyak daripada umumnya orang disebut pseudologia fantastica. Adapun kecenderungan patologis untuk secara rela dan sadar berbohong dan membuat cerita khayalan disebut mythomania. Gejala ini akan tampak jika orang yang berbohong dihadapkan pada fakta yang sebenarnya. Bagi mereka yang mempunyai karakter maniak, akan berusaha mempertahankan kebohongannya sebisa mungkin dengan argument-argumen pendukung yang sengaja ia cari atau ia ciptakan untuk memperkuat alibinya.
Para penderita mythomania memiliki kecenderungan sangat kuat untuk membuat cerita bohong pada orang lain namun bukan karena ingin membohongi. Mereka berbohong lebih karena keinginan mendapatkan perhatian lebih besar. Jadi, bila Anda mengalami keinginan sangat kuat untuk lebih diperhatikan oleh orang lain, lalu karenanya mengarang cerita bohong, dan Anda sering melakukannya maka Anda, mengalami mythomania.
Menurut beberapa psikolog, ada tipe kepribadian tertentu yang cenderung untuk melakukan kebohongan lebih banyak daripada orang lain. Berbeda dengan mythomania yang merupakan kecenderungan karakter orang yang hanya ingin diperhatikan. Suatu kepribadian tertentu yang dianggap normal namun cenderung untuk lebih mudah berbohong. Seperti apakah kepribadian tersebut?
Jika anda menemui orang yang suka memanipulasi baik itu ucapan maupun tindakannya itulah kepribadian manipulatif suatu karakter yang lebih suka memanipulasi segala sesuatu, Orang seperti ini lebih memperhatikan penampilan psikis maupun fisik namun lebih mudah melakukan interaksi sosial dengan orang lain (sociable). Hasil penelitian dari para ahli menemukan bahwa orang dengan karakter ini lebih memiliki tingkat kebohongan yang tinggi. Anda boleh percaya dan waspada jika bertemu dengan orang dengan tipe kepribadian tersebut, walaupun untuk pembuktian apakah ia berbohong atau tidak anda harus bekerja keras mencari pembuktian.
Sebab Orang Berbohong
Sebab-sebab orang berbohong.Aku sebut saja si pembohong dengan LIE.Antara lain sebagai berikut :
1.LIE memang sudah terbiasa berbohong mulai dari kecil.Jadi aku sarankan bagi anda yang telah berkeluarga ajarkan dengan contoh nyata pada anak-anak anda betapa kejujuran itu sangat bernilai harganya.Jangan sampai anda melarang anak-anak anda berbohong tapi anda setiap hari nya juga kurang jujur dalam bekerja ( korupsi ),maupun berumah tangga ( selingkuh,dll ).
2.LIE berbohong untuk menutupi kebohongan yang lain.Waspadalah biasa nya kebohongan nya tersebut adalah merupakan sebuah lingkaran setan.Misal nya,Lie berbohong pada calon istri nya tentang pekerjaan nya,karena sebenar nya Lie seorang pengangguran,Lie berbohong karena dia telah terlanjur membohongi kawan nya yang telah baik meminjami kendaraan dinas perusahaan.Lie beralasan meminjam kendaraan kantor teman nya untuk mengantar nenek nya.Padahal Lie menggunakannya untuk pamer kepada calon istri nya agar seolah-olah Lie adalah pekerja yang sukses di perusahaan.
3.Demi keuntungan pribadi.Kalau kita telaah lebih dalam,tidak ada seorang pembohong pun yang melakukan sebuah dusta kecuali hanya untuk keselamatan bahkan keuntungan diri nya sendiri.
4.Mengejar gaya hidup.Tidak banyak contoh nya,namun salah bila aku bilang sedikit orang yang berbohong demi mengejar gaya hidup.Miskin tapi berlagak kaya.Kasian ya….
5.Melindungi.Berbohong demi melindungi,sudah sering anda saksikan tempo hari tentang suami yang gagah perkasa yang sempat menjadi idola para gadis-gadis.
6.Ingin mengatur perasaan dan mood.Mata Lie terlihat sembab,tetapi ketika ditanya kenapa dia menangis,Lie menjawab,”ah enggak kok,ini tadi mataku kena debu di jalan.” Padahal kenyataan baru saja diputuskan kekasih.
7.Provokasi.Biasa nya dilakukan secara profesional dan sistematis demi menciptakan sebuah kerusuhan massal.Dengan cara menyebarkan isu fitnah,misal nya dukun santet,dsb.
8.Tidak ada sebab apapun.Nah ini yang bahaya.Lie berbohong tanpa sebab dan tanpa tujuan yang pasti,hanya ingin berbohong saja.Ibarat penyakit,aku contohkan penyakit claipto/klepto,yaitu sebuah kelainan yang ditandai dengan dorongan kuat untuk mencuri.Tanpa alasan.Hanya mencuri demi memuaskan rasa yang muncul secara mendadak.Sama hal nya klepto,Lie yang masuk kategori ini juga bisa disembuhkan lewat terapi kejiwaan secara psikiatris.
Demikian rangkuman singkat tentang sebab-sebab bohong dari seorang sarjana psikologi yang berprofesi sebagai mantan bartender.Semoga bermanfaat.
Ayo kenali ciri seorang pembohong apa tanda-tanda orang berbohong! Jangan mudah dibohongi orang ya. Sebenarnya, 5 tips cara untuk mendeteksi orang berbohong sudah pernah saya posting sebelumnya di Blog Untuk SEO. Artikel ini untuk melengkapinya.
Jika seseorang mulai menjelaskan mengapa ia terlambat dengan Memberitahukan urutan kejadian demi kejadian yang menyebabkannya telat, waspadalah, ia bisa jadi sedang membohongi Anda.
Seorang peneliti tentang penipuan asuransi, seperti dikutip Daily Mail, mengatakan bahwa dengan berpikir terlalu keras untuk mengarang cerita para pembohong telah membongkar kedok mereka.
Sharon Leal, peneliti pada University Of Porsmouth, menjelaskan bagaimana prilaku orang ketika mereka berbohong dalam mengajukan klaim asuransi.
Pakar dalam mendeteksi kebohongan itu mengatakan penelitiannya telah menunjukkan bahwa para pembohong membuat rencana yang rumit sebelum berbohong sementara mereka yang jujur tidak mengarang-ngarang cerita.
Ia menjelaskan, karena para pembohong cenderung berpikir bagaimana berkilah ketika ditanyai macam-macam, maka mereka menyimpan terlalu banyak pikiran dalam otak mereka yang kemudian berimbas pada prilaku mereka.
Menurut Leal, perubahan prilaku itu kemudian menjadi dasar untuk membentuk metode penyelidikan baru untuk membongkar kedok para penipu. "Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk menggunakan metode berbasis fakta, yang telah terbukti secara ilmiah, untuk menghemat waktu dan dana (guna menilai seseorang berbohong atau tidak). Jadi, mereka yang tidak bersalah tidak lagi diperlakukan sebagai pesakitan sedangkan penipu dibiarkan kabur," kata Leal.
Ia menjelaskan bahwa sebuah penyelidikan perusahaan asuransi terhadap klaim bisa dipicu oleh berbagai alasan seperti besarnya pertanggungan asuransi atau para penyidik mempunyai firasat ada rekayasa. Pemicu yang lazim dalam penyelidikan adalah ketika pihak yang mengklaim tidak bisa memberikan rincian yang jelas terkait suatu kecelakaan seperti benda yang dikenakan oleh orang lain atau berapa orang yang berada di sekitar lokasi kejadian saat itu. "Penupuan asuransi meningkat sejak resesi mulai dan perusahaan asuransi ingin membasmi para penipu.
Dia mengingatkan bahwa ketika tiba masa sulit, orang makin mungkin melanggar peraturan. Hal ini memang benar dalam kasus penipuan asuransi. "Orang berpikir jika mereka mengatakan yang sebenarnya maka mereka akan dipercaya, tetapi ternyata tidak," Leal menjelaskan.
"Perusahaan asuransi membuang waktu dan dana saat mereka mengejar orang-orang yang tidak bersalah. Dalam situasi seperti itu mereka yang tidak bersalah menarik klaim asuransi mereka karena tidak tahan dengan tekanan dalam proses penyidikan," lanjut Leal lebih jauh.
Menurut Leal banyak teknik dan perangkat pendeteksi kebohongan yang sebenarnya tidak berguna. "Berlawanan dengan yang dipercaya masyarakat selama ini, ternyata para penipu yang mempunyai motif, rupanya tidak gelisah, menghindari kontak mata, atau berkedip karena gugup. Mereka justru tenang dan telah merancang rencana penipuan mereka sampai pada detail yang paling kecil," ulas Leal lagi.
Leal dianugerahi uang sebesar 112.000 Poundsterling dari sebuah perusahaan penyelidikan penipuan asuransi untuk mempelajari kebohongan. Ia menghabiskan tahun pertama dari penelitiannya itu mempelajari apa yang dilakukan oleh penyidik dan seberapa sering metode mereka berhasil. Di tahun kedua ia mencoba metode baru dan mengukur hasilnya. kompas.com
ciri pembohong, tanda orang berbohong, tips bohong, tips deteksi bohong, cara mengetahui orang bohong, trik berbohong, kiat tahu orang jujur atau tidak
Jika seseorang mulai menjelaskan mengapa ia terlambat dengan Memberitahukan urutan kejadian demi kejadian yang menyebabkannya telat, waspadalah, ia bisa jadi sedang membohongi Anda.
Seorang peneliti tentang penipuan asuransi, seperti dikutip Daily Mail, mengatakan bahwa dengan berpikir terlalu keras untuk mengarang cerita para pembohong telah membongkar kedok mereka.
Sharon Leal, peneliti pada University Of Porsmouth, menjelaskan bagaimana prilaku orang ketika mereka berbohong dalam mengajukan klaim asuransi.
Pakar dalam mendeteksi kebohongan itu mengatakan penelitiannya telah menunjukkan bahwa para pembohong membuat rencana yang rumit sebelum berbohong sementara mereka yang jujur tidak mengarang-ngarang cerita.
Ia menjelaskan, karena para pembohong cenderung berpikir bagaimana berkilah ketika ditanyai macam-macam, maka mereka menyimpan terlalu banyak pikiran dalam otak mereka yang kemudian berimbas pada prilaku mereka.
Menurut Leal, perubahan prilaku itu kemudian menjadi dasar untuk membentuk metode penyelidikan baru untuk membongkar kedok para penipu. "Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk menggunakan metode berbasis fakta, yang telah terbukti secara ilmiah, untuk menghemat waktu dan dana (guna menilai seseorang berbohong atau tidak). Jadi, mereka yang tidak bersalah tidak lagi diperlakukan sebagai pesakitan sedangkan penipu dibiarkan kabur," kata Leal.
Ia menjelaskan bahwa sebuah penyelidikan perusahaan asuransi terhadap klaim bisa dipicu oleh berbagai alasan seperti besarnya pertanggungan asuransi atau para penyidik mempunyai firasat ada rekayasa. Pemicu yang lazim dalam penyelidikan adalah ketika pihak yang mengklaim tidak bisa memberikan rincian yang jelas terkait suatu kecelakaan seperti benda yang dikenakan oleh orang lain atau berapa orang yang berada di sekitar lokasi kejadian saat itu. "Penupuan asuransi meningkat sejak resesi mulai dan perusahaan asuransi ingin membasmi para penipu.
Dia mengingatkan bahwa ketika tiba masa sulit, orang makin mungkin melanggar peraturan. Hal ini memang benar dalam kasus penipuan asuransi. "Orang berpikir jika mereka mengatakan yang sebenarnya maka mereka akan dipercaya, tetapi ternyata tidak," Leal menjelaskan.
"Perusahaan asuransi membuang waktu dan dana saat mereka mengejar orang-orang yang tidak bersalah. Dalam situasi seperti itu mereka yang tidak bersalah menarik klaim asuransi mereka karena tidak tahan dengan tekanan dalam proses penyidikan," lanjut Leal lebih jauh.
Menurut Leal banyak teknik dan perangkat pendeteksi kebohongan yang sebenarnya tidak berguna. "Berlawanan dengan yang dipercaya masyarakat selama ini, ternyata para penipu yang mempunyai motif, rupanya tidak gelisah, menghindari kontak mata, atau berkedip karena gugup. Mereka justru tenang dan telah merancang rencana penipuan mereka sampai pada detail yang paling kecil," ulas Leal lagi.
Leal dianugerahi uang sebesar 112.000 Poundsterling dari sebuah perusahaan penyelidikan penipuan asuransi untuk mempelajari kebohongan. Ia menghabiskan tahun pertama dari penelitiannya itu mempelajari apa yang dilakukan oleh penyidik dan seberapa sering metode mereka berhasil. Di tahun kedua ia mencoba metode baru dan mengukur hasilnya. kompas.com
ciri pembohong, tanda orang berbohong, tips bohong, tips deteksi bohong, cara mengetahui orang bohong, trik berbohong, kiat tahu orang jujur atau tidak
Kenapa Senang Berbohong?
Jakarta, Tanpa kita sadari, berbohong kerap kita lakukan tanpa rasa bersalah bahkan mungkin di bulan suci ramadan ini. Esensi berpuasa pun akan berkurang rasanya jika berbohong, meskipun itu untuk kebaikan. Namun apa yang sebenarnya memaksa seseorang untuk berbohong?
Seorang psikolog asal University of Massachusetts, Robert Feldman, PhD mencoba menemukan jawabannya dan menghabiskan waktu 25 tahun untuk membuktikan seberapa sering manusia berbohong dan untuk apa mereka berbohong.
Dalam bukunya yang berjudul The Liar in Your Life: The Way to Truthful Relationships, Feldman mengatakan, rata-rata orang mengatakan 3 kebohongan setiap 10 menitnya. Mungkin terdengar berlebihan, tapi itulah fakta yang ia dapatkan.
Bahkan berdasarkan studi yang dilakukan Feldman, diketahui bahwa tingkat kebohongan para responden sangat tinggi, berbohong bagi mereka sudah menjadi sangat umum dan hal biasa sampai-sampai seseorang tidak menyadari bahwa ia melakukannya.
Menurut Feldman, berbohong sudah dilakukan sedari kecil, sekitar umur 2 atau 3 tahun. Semakin besar seseorang, keahlian berbohongnya pun semakin mantap. Sampai-sampai jika dilakukan tes dengan alat pendeteksi kebohongan mungkin bisa tidak terdeteksi.
Dari studi tersebut banyak orang mengatakan bahwa mereka berbohong untuk bertahan hidup, bahkan banyak diantara mereka yang merupakan orang-orang sukses dan memiliki jabatan tinggi yang sebetulnya adalah pembohong ulung.
Apa yang membuat seseorang berbohong? Jawabannya adalah 'kita berbohong karena itu berhasil'.
Seseorang berbohong untuk mendapatkan apa yang ia mau. Contohnya, memuji seseorang untuk mendapat pujian balik atau keuntungan tertentu, meyakinkan orang lain untuk meyakini apa yang kita mau dan sebagainya.
Teknik berbohong sebenarnya tidak dilakukan oleh manusia saja, hampir seluruh makhluk hidup melakukannya, dan satu alasan yang sama untuk berbohong adalah untuk mempertahankan hidup.
Jika diperhatikan, hewan melakukan teknik kamuflase yang merupakan teknik berbohong sederhana. Kebanyakan hewan melakukan kamuflase untuk menarik lawan jenisnya atau mencari mangsa yang ujung-ujungnya bertujuan untuk mempertahankan hidup.
Lalu, bagaimana dengan manusia? Perlukah seseorang berbohong untuk mempertahankan hidupnya? Istilah white lie atau berbohong demi kebaikan pun kerap dijadikan alasan seseorang untuk melakukan pembelaan diri.
Kebanyakan orang berbohong untuk membuat orang lain senang dengan apa yang mereka katakan, seperti 'saya setuju dengan Anda' atau 'baju itu cocok untukmu'. Berbohong juga dilakukan ketika seseorang ingin melakukan percakapan lebih lancar.
Orang yang berbohong juga cenderung menyombongkan diri, seolah ingin menunjukkan bahwa kita lebih pintar atau lebih mampu ketimbang orang lain. "Itu adalah mekanisme mempertahankan diri dan meningkatkan image seseorang," ujar Feldman seperti dikutip dari AOLhealth, Rabu (26/8/2009).
Apapun alasannya, semua orang pasti pernah berbohong, tidak perlu menyanggah. Tapi di bulan suci ramadan ini ada baiknya mengurangi berbohong. Karena selain mengurangi esensi berpuasa, hidup dalam kebohongan pun takan enak rasanya.
Seorang psikolog asal University of Massachusetts, Robert Feldman, PhD mencoba menemukan jawabannya dan menghabiskan waktu 25 tahun untuk membuktikan seberapa sering manusia berbohong dan untuk apa mereka berbohong.
Dalam bukunya yang berjudul The Liar in Your Life: The Way to Truthful Relationships, Feldman mengatakan, rata-rata orang mengatakan 3 kebohongan setiap 10 menitnya. Mungkin terdengar berlebihan, tapi itulah fakta yang ia dapatkan.
Bahkan berdasarkan studi yang dilakukan Feldman, diketahui bahwa tingkat kebohongan para responden sangat tinggi, berbohong bagi mereka sudah menjadi sangat umum dan hal biasa sampai-sampai seseorang tidak menyadari bahwa ia melakukannya.
Menurut Feldman, berbohong sudah dilakukan sedari kecil, sekitar umur 2 atau 3 tahun. Semakin besar seseorang, keahlian berbohongnya pun semakin mantap. Sampai-sampai jika dilakukan tes dengan alat pendeteksi kebohongan mungkin bisa tidak terdeteksi.
Dari studi tersebut banyak orang mengatakan bahwa mereka berbohong untuk bertahan hidup, bahkan banyak diantara mereka yang merupakan orang-orang sukses dan memiliki jabatan tinggi yang sebetulnya adalah pembohong ulung.
Apa yang membuat seseorang berbohong? Jawabannya adalah 'kita berbohong karena itu berhasil'.
Seseorang berbohong untuk mendapatkan apa yang ia mau. Contohnya, memuji seseorang untuk mendapat pujian balik atau keuntungan tertentu, meyakinkan orang lain untuk meyakini apa yang kita mau dan sebagainya.
Teknik berbohong sebenarnya tidak dilakukan oleh manusia saja, hampir seluruh makhluk hidup melakukannya, dan satu alasan yang sama untuk berbohong adalah untuk mempertahankan hidup.
Jika diperhatikan, hewan melakukan teknik kamuflase yang merupakan teknik berbohong sederhana. Kebanyakan hewan melakukan kamuflase untuk menarik lawan jenisnya atau mencari mangsa yang ujung-ujungnya bertujuan untuk mempertahankan hidup.
Lalu, bagaimana dengan manusia? Perlukah seseorang berbohong untuk mempertahankan hidupnya? Istilah white lie atau berbohong demi kebaikan pun kerap dijadikan alasan seseorang untuk melakukan pembelaan diri.
Kebanyakan orang berbohong untuk membuat orang lain senang dengan apa yang mereka katakan, seperti 'saya setuju dengan Anda' atau 'baju itu cocok untukmu'. Berbohong juga dilakukan ketika seseorang ingin melakukan percakapan lebih lancar.
Orang yang berbohong juga cenderung menyombongkan diri, seolah ingin menunjukkan bahwa kita lebih pintar atau lebih mampu ketimbang orang lain. "Itu adalah mekanisme mempertahankan diri dan meningkatkan image seseorang," ujar Feldman seperti dikutip dari AOLhealth, Rabu (26/8/2009).
Apapun alasannya, semua orang pasti pernah berbohong, tidak perlu menyanggah. Tapi di bulan suci ramadan ini ada baiknya mengurangi berbohong. Karena selain mengurangi esensi berpuasa, hidup dalam kebohongan pun takan enak rasanya.
Tips Mengetahui orang yang berbohong pada saat bicara ( face to face )
sebelumya sorry . gw ngepost ini cman berdasarkan pengalaman gw :D
2 the Point :
1. Lihat Matanya, kalo bisa lihat bagian pupil matanya.
awalnya harus ngeliat dulu mata si dia soalnya biar bisa ngedeteksiin boong engga nya
2. orang keduanya juga harus saling tatap dengan kamu
pastiin juga kalo si dia ngeliat kamu juga
3. bikin pertanyaan yang kamu pikir kalo dia itu bohong ( sambil perhatikan lagi matanya )
4. ciri pertama : lihat reaksi matanya jika melihat ke objek lain atau lihat ke atas kemungkinan dia berbohong karena kebanyakan orang gugup pada saat berbohong
logika na. kalo si dia ngeliaitin ke arah lain. karena si dia merasa gugup pada saat berbohong, pada saat menjawab juga kadang-kadang suka
keluar kata-kata "EH...." nah dia tu sebenarnya mikir alasan dulu.
5. ciri kedua : jika si dia berbicara tanpa Handmotion kemungkinan juga berbohong, karena umumnya orang takut akan berbohong
Handmotion disini berbicara sambil menggerakan tangan
6. ciri ketiga : perhatikan mukanya jika memerah kemungkinan juga dia berbohong
7. nah yang terakhir pegang tangannya jika berkeringat kemungkinan juga berbohong ( yah kalo ga mau dipegang liat aja apa berkeringat ? )
8. Kalo males pake cara no 7 liat aja daerah muka pada saat berbicara akan keluar keringet ( lain hal kalo abis olahraga )
2 the Point :
1. Lihat Matanya, kalo bisa lihat bagian pupil matanya.
awalnya harus ngeliat dulu mata si dia soalnya biar bisa ngedeteksiin boong engga nya
2. orang keduanya juga harus saling tatap dengan kamu
pastiin juga kalo si dia ngeliat kamu juga
3. bikin pertanyaan yang kamu pikir kalo dia itu bohong ( sambil perhatikan lagi matanya )
4. ciri pertama : lihat reaksi matanya jika melihat ke objek lain atau lihat ke atas kemungkinan dia berbohong karena kebanyakan orang gugup pada saat berbohong
logika na. kalo si dia ngeliaitin ke arah lain. karena si dia merasa gugup pada saat berbohong, pada saat menjawab juga kadang-kadang suka
keluar kata-kata "EH...." nah dia tu sebenarnya mikir alasan dulu.
5. ciri kedua : jika si dia berbicara tanpa Handmotion kemungkinan juga berbohong, karena umumnya orang takut akan berbohong
Handmotion disini berbicara sambil menggerakan tangan
6. ciri ketiga : perhatikan mukanya jika memerah kemungkinan juga dia berbohong
7. nah yang terakhir pegang tangannya jika berkeringat kemungkinan juga berbohong ( yah kalo ga mau dipegang liat aja apa berkeringat ? )
8. Kalo males pake cara no 7 liat aja daerah muka pada saat berbicara akan keluar keringet ( lain hal kalo abis olahraga )
Sumber: http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=10551&page=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar