Di sepanjang sejarah Inggris, Ratu Elizabeth I merupakan ratu Inggris paling berpengaruh. Empat puluh lima tahun pemerintahannya merupakan masa kemakmuran ekonomi bagi Inggris, karena saat itu sastra dan juga kekuatan militer Armada laut milik Inggris berkembang dengan pesat.
Perlu dicatat, bahkan sampai sekarang Inggris dianggap mengalami zaman keemasan justru ketika diperintah oleh Ratu Elizabeth I. Dia bahkan secara sengaja memilih secara sepihak untuk tidak menikah walau parlemen mendesak dia untuk segera menerima pinangan.
Pembunuhan di Dalam Keluarga Kerajaan Inggris
Penguasa Karismatik dan populer berusia 45 tahun memimpin Inggris dan membangun pesemakmuran ekonomi Inggris raya. Dia dilahirkan di Greenwich, dari Raja Inggris, Henry VIII dari istri keduanya, Anne Boleyn. Mulanya Raja Henry menikah dengan Catherine Of Aragon dari Spanyol.
Pernikahan itu membuahkan seorang putri, namun Henry menginginkan untuk menikah lagi dan mengajukan pada pihak Gereja untuk membatalkan pernikahannya dengan Catherine dan berniat untuk menikah dengan Anne yang saat itu masih muda dan cantik.
Catherine menolak upaya Henry membatalkan pernikahannya sehingga dia harus menerima hukuman penjara, walau hukuman itu lebih baik daripada hukuman yang diterima Anne yang kelak akan menerima hukum penggal. Setelah memenggal Anne, dan mengajukan pembatalan pernikahan, akhirnya pernikahan Henry dianggap tidak syah oleh gereja dan Elizabeth pun dinyatakan sebagai anak haram.
Elizabeth Sebagai Penerus Tahta
Walau Elizabeth dianggap sebagai anak haram, namun dia dibesarkan dengan baik di lingkungan istana dan memperoleh pendidikan sepantasnya. Henry tutup usia pada 1547. Akhirnya saudara tiri laki-lakinya naik tahta selama 6 tahun. Tapi karena sikap pro protestannya pemerintahannya tidak berlangsung lama, berikutnya yang naik tahta adalah Marry I, Putri dari Catherine Of Aragon.
Dia mendirikan kembali ortodok Katolik dan banyak menimbulkan kerusuhan terutama pembunuhan bagi para penganut kristen protestan sehingga saat itu Marry dikenal sebagai Marry berdarah. Ketika Marry tutup usia pada tahun 1558, Elizabeth pun naik tahta, kenaikannya justru memberi pencerahan pada kerajaan monarki Inggris.
Banyak masalah yang dihadapi Elizabeth, peperangan melawan Prancis, hubungan tegang Skotlandia dan Spanyol, kondisi moneter pemerintah, dan yang paling penting adalah perpecahan negara lewat agama. Elizabeth membuat keputusan yang tepat, dia lebih dulu mengambil tindakan untuk menangani kemelut perpecahan agama.
Elizabeth mengeluarkan undang-undang tentang supremasi dan persamaan dan menetapkan Anglican sebagai agama resmi Inggris. Ini memuaskan pihak kaum protestan moderat. Tapi, kaum puritan menghendaki perubahan yang lebih drastis. Walau begitu, selama pemerintahannya dia tetap bertahan dengan undang-undang yang telah ditetapkannya.
Situasi keagamaan menjadi kian ruwet karena sepupunya, Marry dan Scotlandia mencari suaka ke Inggris. Merasa bahwa akan ada orang yang akan menggulingkannya Elizabeth memutuskan untuk menghukum mati Marry sebelum membuat masalah bagi dirinya.
Kebijaksanaan Elizabeth I
Kebijaksanaan lainnya dari Elizabeth yang dikenang sepanjang masa adalah kemenangannya atas Spanyol dan dia juga orang yang cermat dalam hal keuangan. Walau saat itu keuangan negara mengalami penyusutan, kehidupan rakyat tetap stabil.
Elizabeth I sampai akhir hayatnya tetap perawan dan memilih untuk tidak menikah. Dia pun secara ogah-ogahan menunjuk calon penggantinya karena dikhawatirkan akan menjadi rivalnya, namun ketika dia tengah menjelang ajal, Elizabeth pun menunjuk Raja James II dari Skotlandia menjadi penggantinya.
Penunjukan ini kelak malah melahirkan perang saudara di Inggris. Namun, tak pelak lagi, semua usaha Elizabeth I sebagai seorang ratu sangat besar dan gaungnya terasa sampai sekarang di Inggris Raya.
Sumber : http://www.anneahira.com/ratu-inggris-paling-berpengaruh.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar